Radio: Media Relevan untuk Mempromosikan Pengurangan Risiko Bencana di Sulawesi Tengah
Rumah Kita: Palu, 13/11/2020 Pasca gempa yang dahsyat dan tsunami 2018 di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia, anggota ACT- PELKESI memulai ...

Pasca
gempa yang dahsyat dan tsunami 2018 di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia,
anggota ACT- PELKESI memulai membagikan informasi kepada masyarakat terdampak
melalui radio.
Dua
ribu (2.000) rumah tangga di Sulawesi Tengah terlantar akibat petaka gempa
bumi, yang kemudian disusul dengan tsunami dan likuefaksi pada 2018. Sebagian
dari keluarga ini hingga kini terpaksa masih tinggal di hunian sementara yang
sesak. Pertemuan daring tidak cocok dan tidak efektif di tempat ini.
Untuk
menjangkau masyarakat terdampak bencana dan untuk mematuhi protokol kesehatan,
Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) mulai
membagikan informasi program melalui penyiaran di radio di ibu kota provinsi,
Palu. PELKESI mendukung masyarakat melalui berbagai kegiatan di sepuluh (10)
desa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
dan agar masyarakat lebih siap dan tangguh di masa depan melalui
siaran-siaran di radio itu.
Layanan
Kesehatan Primer dan Pengurangan Risiko Bencana
adalah dua isu relevan yang disiarkan oleh PELKESI. Contohnya, Kelompok
Siaga Bencana desa Enu yang telah menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan
dan sanitasi rumah tangga dan berbagi
informasi kepada publik pentingnya mengelola limbah rumah tangga dengan benar
setiap hari.
Beradaptasi dengan Situasi COVID-19
Melalui
stasiun radio MS Radio 98,3 FM sebanyak 50.000 lebih pendengar yang tersebar di
Palu, Sigi dan Donggala sebagai lokasi paling terdampak, dapat dijangkau. Pada
23 Oktober 2020 PELKESI membagikan informasi bahwa keberlanjutan program yang
sudah berjalan baik sejak 2019 akan diteruskan oleh pemerintah desa melalui
kelompok siaga bencana desa.
Masyarakat
diperkuat dengan pemasangan rambu jalur evakuasi sesuai standard PERKA BNPB
tahun 2007. Kelompok Siaga Bencana (yang aterdiir dari kader kesehatan, pemuda
desa, para kepala dusun dan anggota BPBD) telah dimotivasi untuk merancang
program kegiatan. Pada waktu yang sama, masyarakat juga diyakinkan untuk
mengajukan berbagai program dan fasilitas dari dana desa.
Kesadaran
akan Kebutuhan Jalur Evakuasi
Adalah
sesuatu yang sangat penting membicarakan tentang jalur evakuasi sebab bencana
2018 telah merubah kondisi kampung. Tsunami telah menyapu semua titik kumpul di
beberapa kampung; likuefaksi dan banjir bandang merusak pemukiman, ladang,
jalan utama beberapa desa bahkan sungai juga. Masyarakat dan pemerintah perlu
menetapkan jalur evakuasi yang baru.
Salah
satu pednengar bertanya tantangan yang dihadapi PELKESI dalam melaksanakan
programnya di lapangan selama pandemi dan pelajaran yang dipetik atas pandemi
yang mempengaruhi program PELKESI. Bahkan PELKESI tidak dapat melakukan
pertemuan koordinasi penting dengan berbagai pihak di desa selama hampir dua
bulan sejak pasien covid-19 pertama di Palu ditemukan.
Mengembalikan Keberlanjutan Program
Kepada Masyarakat
PELKESI
mendorong dan melatih perwakilan dari masyarakat untuk memperkenalkan program
yang sedang dijalankan di desa mereka melalui radio. Metode ini sangat efektif
untuk meningkatkan kemampuan mereka menyampaikan ide dan bahkan sebagai alat
advokasi akan hak-hak mereka di ruang publik. Keterampilan dan keberanian yang
mereka bangun akan sangat berguna di kemudian hari.
Melalui
radio, masyarakat mampu menyampaikan hak-hak anak dan dapat menginformasikan
kepada ibu hamil bagaimana cara mendapatkan dukungan dana makanan tambahan
setiap bulan dari dana desa di posyandu.
Setelah
menyiar, ia menyampaikan “Setelah PELKESI menggandeng kader kesehatan kita
dalam program mereka, saya menyadari lebih banyak orang yang hadir dalam
rapat-rapat resmi di desa yang membahasa terkait penggunaan dana desa dan
mereka juga mengusulkan berbagai program. Sekarang saya tahu mengapa
kader-kader kita lebih berani dari sebelumnya. PELKESI telah membagi informasi
yang tepat kepada mereka dengan cara yang mereka bisa pahami dan kami merasa
itu sangat penting bagi kami selaku pemerintah desa untuk lebih transparan
mengelola keuangan di desa,”. Dampak
positif lainnya adalah bahwa kini semua kru radio MS Radio 98.3 FM telah
terpapar informasi pentingnya jalur ebakuasi dan mereka mampu membantu warga
jika ada situasi darurat.
*Ditulis
oleh: Dina Mariana Lumban Tobing.